--> -->

Monday 20 February 2017

Abdul Wafa Muhammad Al Buzjani, Ilmuwan Muslim Di Bidang Exacta



Abdul Wafa Muhammad Al Buzjani, 
Ilmuwan Muslim Di Bidang Exacta

Pada era setelah Nabi Muhammad SAW wafat, agama Islam mencapai masa jaman keemasan di bidang ilmu pengetahuan, terutama di wilayah Irak dan Andalusia. Banyak ilmuwan Muslim yang menorehkan sejarah di bidang ilmu kedokteran, matematika, kimia, fisika dan ilmu pengetahuan lainnya, yang sangat bermanfaat di era sekarang. Mereka menuangkan buah pikiran hasil penelitian ke dalam buku-buku keilmuan yang dapat menjadi bahan ensiklopedi pengetahuan modern.

Salah satu dari sekian banyak ilmuwan Muslim yang ikut berjasa adalah Abul Wafa Muhammad Ibn Muhammad Ibn Yahya Ibn Ismail al-Buzjani. Beliau amat mahir di bidang ilmu matematika dan astronomi. Buzjan, Nishapur adalah kota tempat semasa kecilnya, di tahun 940 M, sebagai saksi bisu, betapa ilmuwan besar ini mengasah kecerdasan dan bakatnya di bidang ilmu alam. Setelah dewasa, Abul Wafa menempuh pendidikan tinggi di Baghdad tahun 959 M.

Baghdad adalah kota yang banyak menciptakan ilmuwan-ilmuwan Islam. Ilmu pengetahuan yang sangat bermanfaat di masa modern sekarang, diantaranya geometri dan trigonometri

Ilmu trigonometri yang diciptakan Abul Wafa hingga kini diakui mempunyai peran besar kemanfaatannya. Teori relatif segitiga parabola merupakan salah satu ciptaannya Begitu pula, beliau juga mengembangkan metode baru tentang konstruksi segi empat serta perbaikan nilai sinus 30 dengan memakai delapan desimal. Abul Wafa pun mengembangkan hubungan sinus dan formula 2 sin2 (a/2) = 1 – cos a dan juga sin a = 2 sin (a/2) cos (a/2)

Abul Wafa melakukan experimen menyangkut teori tangen dan tabel penghitungan tangen, secan dan cosecan untuk kali pertama, dan berhasil mengetahui relasi antara garis-garis trigonometri yang berguna untuk memetakannya serta pula meletakkan dasar bagi keberlanjutan studi teori conic. Abul Wafa bukan hanya ilmuwan matematika, namun juga di bidang ilmu astronomi. Bertahun-tahun waktu dihabiskannya untuk berexperimen menekuni perbedaan pergerakan bulan dan alam semesta.

Kontribusinya dalam bentuk karya ilmiah antara lain dalam bentuk kitab Ilm al-Hisab (Buku Praktis Aritmatika), Al-Kitab Al-Kamil (Buku Lengkap), dan Kitab al-Handsa (Geometri Terapan). Abul Wafa pun banyak menuangkan karya tulisnya di jurnal ilmiah Euclid, Diophantos dan al-Khawarizmi, tetapi sayangnya banyak yang telah hilang.

Meskipun demikian, jasa keilmuannya bagi teori trigonometri amatlah signifikan terutama pengembangan pada rumus tangen, penemuan awal terhadap rumus secan dan cosecan. Oleh karena itu, sejumlah besar rumus trigomometri selalu dikaitkan dengan nama besar Abul Wafa. Disebutkan dalam Al Quran dan hadits, agama Islam menganjurkan kepada umatnya untuk senantiasa belajar dan mengembangkan ilmu pengetahuan.

Pengabdiannya tidaklah sia-sia. Abul Wafa Muhammad hingga segenap kehidupannya dia abdikan demi kemajuan ilmu. Dia meninggal di Baghdad tahun 997 M. Para ilmuwan di era sekarang sangat berterima kasih kepada beliau.

0 comments:

Post a Comment

Home | About | Disclaimer | Privacy Policy | Contact
Powered by Blogger